halaman

Senin, 24 Februari 2014

Misteri Kehidupan Masa Remaja




KATA PENGANTAR

          Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang mana atas   rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat serta salamnya, semoga senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
            Dalam makalah “Misteri Kehidupan Masa Remaja” ini, penulis bermaksud menjelaskan secara detail akan “Kehidupan Masa Remaja”. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas individu mata kuliah Psikologi Perkembangan.
   Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah berikutnya.


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan. Karana pada masa ini anak-anak banyak mengalami perubahan pada fisik dan fsikisnya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan keningungan dikalangan remaja sehingga oleh orang barat disebut sebagai periode sturum und drang. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma agama dan susial yang berlaku dimasyarakat.
B. Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan remaja?
2.      Apa sajakah perkembangan uyang terjadi pada masa pra pubertas?
3.      Apa yang dimaksud dengan pubertas?
4.      Kondisi apa sajakah yang menyebabkan pubertas?
5.      Cirri-ciri apa sajakah yang ada pada masa pubertas?
C. Tujuan
       Memberikan informasi serta pengetahuan mengenai
1.      Makna masa remaja.
2.      Masa pra pubertas (peural).
3.      Masa pubertas.
4.      Masa pasca pubertas.
D.  Metode Pengumpulan Data
           Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini, sangat sederhana. Penulis mengumpulkan informasi dari beberapa buku, media internet dalam mengumpilkan data.


BAB 2
PEMBAHASAN
A. MAKNA MASA REMAJA
1. Pengertian Remaja
Orang barat menyebut remaja dengan istilah “ puber” , sedangkan orang Amerika menyebutnya “adolesensi”. Keduanya merupaka transisi dari masa anak- anak menuju masa dewasa. Sedangkan dinegara kita ada yang menggunakan intilah “ akil balig” , “puberitas” akan tetapi yang paling banyak menyebutnya adalah dengan istilah “remaja”.
Di Indonesia, istilah pubertas maupun adolesensi dipakai dalam arti yang umum, sesuai dalam keahlian bidang masing-masing.
Bila ditinjau dari segi perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah mereka ialah yang berusia sekitar 12 tahun sampai dengan 21 tahun. Usia 12 tahun merupaka awal pubertas bagi seorang gadis. Yang dissebut remaja jika sudah mengalami menstruasi yang pertama. Sedangkan usia 13 tahun merupakan pubertas bagi seorang laki-laki ketika ia mengalami mimpi yang pertama, yang tanpa disadarinya mengeluarkan sperma.
Bila ditinjau dari segi teoritis, masa remaja terdiri dari masa remaja puber dan remaja adolesen. Remaja puber masih dibagi-bagi lagi kedalam awal pubertas, pubertas, dan akhir pubertas. Sedangkan remaja adolesen terdiri dari awal adolesen, adolesensi, dan akhir adolesen. Kemudian ada masa peralihan masa anak sekolah sebelum ia memasuki masa puber yang disebut masa peural. Sebenarnya antara masa yang satu dengan masa yang tak tampak batas-batasnya. Peraliha dari masa kemasa berikutnya berangsur-angsur dengan tidak terasa, hanya sekali-sekali terjadi perubahan yang mendadak.
Garis pemisah antara awal masa remaja dan akhir masa reamjaterletak kira-kira sekitar siusia 17 tahun. Yang mana usia ini merupakan rata-rata dari dari setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pada umumnya permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual, perkembangan fisik remaja dimana mereka mulai melepaskan diri dari ikatan orang tuanya. Kemudian terjadi perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat.
B. TAHAP PRA PUBERTAS (PEURAL)
Dalam psikologi, kata peur artinya anak besar. Masa peural merupakan bagian akhir darimasa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak-anak,
Masa ini merupakan masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (puer= anak besar) sudah ingin berlaku sebagai seorang yang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Pra puber adalah saat-saat terjadinya kemasakan seksual yang sesungguhya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologik yang berhubungan dengan kemasakan kelenjar endoktrin. Kelenjar endoktrin adalah kelenjar yang bermuara langsung didalam saluran darah. Dengan melaluipertukaran zat yang ada diantara jaringan-jaringa kelenjar dengan pembuluh rambut dialam kelenjar tadi.zat-zat yang dileluarkan dari kelenjar tadi disebut hormone. Selajnjutnya hormone tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikia rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan hormonal ini memberikan ketidak nyamanan pada anak, suatu rasa yang belum pernah sebelumnya terasakan. Jika dilihat lebih mendalam lagi, terdapat macam-macam perkembangan yang dialami seorang anak pada masa ini.
1. perkembangan Fisik
Remaja dikenal sebagai periode yang duduk pada tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan-perubahan itulah yang merupakan bentuk dari gejala primer dalal pertumbuhan remaja.
Diantara perubahan –perubahan fisik itu yang paling besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai haid pada wanita dan mimpi basah pada pria, serta pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder.
Muss dan Sarlito Wirawan Sarwono (2002: 52) membuat urutan-urutan perubahan fisik tersebut sebagai berikut:
Pada anak wanita:
a. pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh
b. pertumbuhan payudara
c. tumbuh bulu berwarna gelap dikemaluan
d. mencapai pertumbuhan badan yang maklsimal setiap tahunnya.
e. bulu kemaluan menjadi keriting
f. haid
g. tumbuh bulu-bulu ketiak.
          Pada anak pria:
a. pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh                  
b. testis membesar.
c.Tumbuh bulu-bulu kemaluan.
d. awal perubaha suara.
e. ejakulasi (keluar mani)
f. bulu kemaluan menjadi kriting.
g. pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
h. tumbuh rambut-rambut halus diwajah.
i. tumbuh bulu ketiak.
j. akhir perubahan suara.
k. rambut-rambut  diwajah bertambah tebal dan gelap.
l. tumbuh bulu di dada.
Perubahan fisik tersebut menyebabkan kecanggungan bagi remaja, karena ia harus menyesuaikan diri pada peruubahan- perubahan yang terjadi pada dirinya. Proses penyesuaian terhadap perubahan-perubahan fisik ini, dipersulit dengan kenyataan bahwa mereka tidak dapat meramalkan apakah akan marang lebih cepat atau lambat. Karena ada diantara mereka yang sudah matang diusia 12 tahun, namunn ada pula yang matang  baru pada usia 14, 15 atau bahkan 16 tahun.
2. Perkembangan Intelejensi
David Wechsler dalam Sarlito (2002: 77), mendefinisikan intelejensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Jadi intelejensi mengandung unsure rasio atau pikiran. Makin banyak rasio yang harus digunakan dalam suatu tinbdakan/ tingkah laku maka makin beintelejensi tindakan tersebut.
Dengan demikian pada anak balita tingkatan rasionya yang rendah tentunya tingkah lakunya juga sesuai dengan kadar kemampuan rasoinya. Semakin dia berkembang menuju masa anak sekolah sampai perguruan tinggi maka tingkat intelejensinya akan menuju pada tingkat yang lebih kompleks.
Ukuran intelejensi dinyatakan dalam IQ (intelegence Quotien). Pada orang dewasa IQ dihitung dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan yang terdiri dari berbagai soal (hitungan, kata- kata, gambar, dan lain-lain) dan menghitung berapa banyak pertanyaan yang dijawab dengan benar dan membandingkannya dengan sebuah daftar yang didapatkan berdasarkan penalitian yang terpercaya. Maka didapatlah nilai IQ orang yang bersangkutan.
Perkembangan intelejensi remaja ditinjau dari sudut perkembangan kognitif Jean Piaget, taelah mencapai tahap operasi formal. Pada tahap ini reamaja sudah dapat berfikir logis, berfikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi- proposisi dan hipotesis, serta dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamati saat itu.
Sifat pokok pada tahap ini, adalh pemikiran deduktif hipotesis, induktif saintifik, dan abstraktif reflektif. Perkembangan pemikiran pada tahap ini sudah sama dengan pemikiran orang dewasa secara kualitatif akan tetapi berbeda secara kuantitatif yakni banyaknya skema pada orang dewasa.
3. Perkembangan Emosi
Memahami remaja kita harus tahu apa yang mereka rasakan selain mengetahui apa yang mereka pikirkan. Selama masa remaja, seperti halnya sepanjang kehidupan kita, kondisi-kondisi yang membangkitkan emosi sangat berbeda- beda. Sehingga pengalama emosional remaja biasanya mengandung:
a. perasaan, misanlnya rasa cinta, sedih, khawatir.
b. impulse atau dorongan, misalnya dorongan untuk melakukan sesuatu.
c. persepsi atau pengamatan tentang apa yang membangkitkan emosi.
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan sifa yang sensitive dan rektif yang sangat kuat terhadap berbagai situasi dan social. Emosinya bersifat negative, dan temperamental (mudah tersinggung/ marah, atau mudah sedih/ murung). Sedangkan pada remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.
Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reksi emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakn masalah pribadinya dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi dengan pola hubungan social antara remaja dengan lingkungan sosialnya tersebut, dimana dia merasa aman dan cenderung pada orang yang padanyadia ingin mengutarakan permasalahannya.
Dari sudut pandang cultural, seorang remaja dikatakan matang secara emosional apabila ia telah dapat menyesuaikan diri dengan kematangan stereotype yang lazim didalam kebudayaan dimana ia hidup.
4. perkembangan Sosial       
Salah satu tugas perkembangan masa remajayang tersulit adalah tyang berhubungan dengan penyesuaian social (social adjustmen). Penyesuaian ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realita social, situasi, dan relasi.
Perkembangan kearah remaja diiringi dengan bertambahnya minat-minat terhadap “ personal appearance” (penampilan diri), peer group, serta kegiatan kelompok social lainnya yang anggota-anggotanya terdiri atas jenis kelamin yang sama maupun yang berlainan. Dalam perkembangan social, kontak dengan oran lain adalah sangat penting. Untuk ini terdapat hal-hal yang sangat esensial seperti bahasa, symbol-simbol,larangan, atau norma- norma social lainnya. Untuk mencapai tujuan dari polasosialisasi dewasa, remaja harus dapat membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku social, pengelompokan social yang barunilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin. Pada masa inin berkembang social cognition, yaitu kemempian untukmemehami orang lain.  Kemudian berkembang pula  sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain.
Kita memaklumi bersama, bahwa sesuatu yang dianggap benar atau wajar dalm suatu lingkungan masyarakat tertentu, belum tentu demikian dalam lingkungan yang lain. Oleh karena itu, meereka harus belajar mengenai peranan masing-masing menurut usia dan tarap kematangannya.
5. perkembangan Moral
Perlu diketahui bahwa salah satu tugas perkembangan penting yang harus dikuasai remaja, adalah mempelajari apa yang diharuskan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan social tanpa harus diawasi. Pada periode ini, remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjsadi tanggung jawagb orang tua dan guru.
Kohlberg dalam likona (1976: 32- 33), membagi perkembangan moral dalam 3 tahap yang masing- masing dibagi dalam 2 tingkata. Sebagai berikut:
1.      Tahap I (tingkat 1 dan 2), tahap prakonpensional.
2.      Tahap II (tingkat 3 dan 4), tahap konpensional.
3.      Tahap III (tingkat 5 dan 6), tahap pasca konpensional.
Telaah-telaah mengenai perkembangan moral telah mengemukakan bahwa cara yang paling efektif bagi semua oang untuk mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suaa hati, yaitu kekuatan batiniah yang tidak memerlukan pengendalian lahiriah. Dalam diri seseorang yang mempunyai moral yangmatang, selalu ada rasa bersalah dan malu. Hannya sedikit remaja yang mampumencapaitahap perkembanga moral yang demikian.
6. perkembangan Kepribadian
Masa remaja merupakan saat berkembangnya jati diri (identity). Perkembangan identitas ini dipengaruhi oleh berbagai factor: iklim keluarga, tokoh idola, peluang pengembangan diri. Apabila remaja dapat memperoleh pengalaman yang baik tentang aspek-aspek pokok identitas dirinya,  seperti fisik, kemampuan intelektual, emosi, sikap, dan nilai-nilai, maka dia akan siap untukberfungsi dalam pergaulannya yang sehat baik dengan yeman sebayanya, keluarga, mau[un masyarakat dewasa tanpa dibebani kecemasan dan frustasi.
Keberhasilan remaja dalam usaha untuk memperbaiki kepribadiannya tergantung pada banyak faktor. Yang pertama, ia harus menentukan ideal-ideal yang realistic dan dapat dicapai oleh mreka. Kedua, remaja harus membuat penilaian yang relistik mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ketiga, mereka harus memiliki konsep yang stabil. Keempat, mereka harus cukup puas dengan apa yang mereka capai dan bersedian memperbaiki prestasi-prestasi dibidang yang mereka anggap kurang.
7. perkembangan Kesadaran beragama
Menurut wagnet, bahwa banyak reamaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosional dan intelektual. Para pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingn menerima begitu saja. Merekameragukan agama bukan karena ingin menjadi agnostic atau atheis, melainka mereka ingin menerima agama sebagai suatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan mereeka sendiri.
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan. Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak dalam ajaran agama, baru dapat diterimaoleh anak-anak apabilapertumbuhan kecerdasannya telah memungkinkan untuk itu.pengembangan pengertian ini, juga mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada tuhan. Jika mereka yakin bahwa tuhan maha kuasa, maha mengatur dan mengendalikan alam ini, maka segala apapun yang terjadi dilimpahkan tanggung jawabnya kepada tuhan. Jika mereka melihat kekecauan , kerusuhan, ketidak adilan, dan sebagainya dalam masyarakat , mereka merasa kecewa kepada tuhan. Bahkan jka perasaan tersebut bertmpuk pada gilirannya remaja akan mengingkari tuhan. Dan jika remaja yang telah percaya kepada tuhan itu melihat keindahan alam dan keharmonisan segala sesuatu, akan bertumbuhlah kekaguman pada tuhan. Agama remaja adalah hasil interaksi antara dia dan lingkungannya. Sedangkan gambarannya tentang tuhan dan sifat-sifatnya dipengaruhioleh kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri.


C. TAHAP PUBERTAS
1. Pengertian Pubertas
Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan .”kata ini lebih menunjuk pada perubahan fisik daripada perubahan perilaku yang terhadi pada saat indifidu  secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan turunan. Akan tetapi disana juga terdapat perubahan-perubahan perilaku yang terlihat semakin spesifik antara laki-laki dan perempuan.
Menurut sarlito wirawan sarwono (2002: 7), bahwa masa puber merupakan masa pematangan fisik yang berjalan lebih kurang 2 tahun dan biasannya dihitung mulai haid yang pertama pada wanita atau sejak seorang laki-laki mengalami mimpi basah yang pertama. Masa yang 2 tahun itulah disebut sebagai pubertas.
2. kondisi Yang Menyebabkan Pubertas
a)      Peran Kelenjar Pituitary. Kelenjar pituitary, mengeluarkan dua hormon yaitu  hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber, secara bertahap jumlah  hormon gonadotrofik semakin bertambah dan  kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik,  dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah,. dalam keadaan demikian,  perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi.
b)      Peran Gonad. Dengan  pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang. Dan ciri-ciri seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
c)      Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad . Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan , sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.
3. Ciri-ciri Pubertas
Masa puber merupakan masa yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Cirri-ciri pubertas antaralain:
1.      Pebertas adalah periode yang termasuk masa kanak-kanak akhir dan  masa remaja. Dia bisa diaanggap anak-anak juga masuk kategori remaja, karena telah mengalami perubahan fisik maupun perilakunya.
2.      Fase pubertas kurang lebih berjalan selama empat tahun.
3.      Pada periode ini terjadi perubahan yang cepat baik fisik maupun psikologis.
4.      Pubertas muncul pada usia yang berbeda-beda.
5.      Pada periode ini muncul sikap negative (menentang).
Sedangkan menurut E. Spanger menyebutkan ada 3 ciri dari pubertas. Yakni:
1. Penemuan aku
Pada kegiatan anak dalam menemukan aku-nya itu anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya. Tetapi iapun mengetahui betapa pentingnya ia untuk ikut dalam kegiatan kemasyarakatan. Walaupun merasa belum sempurna, ia bertingkah laku dalam masyarakat. Ia masih penuh dengan kecanggungan serta tidak seimbang. Oleh karena itu anak sedikit menjadi tertutup (Introvent), dan lebih sengan mengungkap pengalamannya itu pada buku harian.
2. pertumbuhan Pedoman Kehidupan
Pada kegiatan pencarian pedoman hidup, anak puber sudah mulai aktif dalam meneima akan norma-norma susiala (ethis) juga norma agama (estetika). Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbataspada kondisi dirinya.
3. Memasukan diri pada kegiatan kemasyarakatan
Pada kegiatan ini, anak puber milai mengenal segala macam corak kehidupan masyarakat tetapi anak belum sempurna pengetahuannya untuk membedakan atau menseleksinya.semua dianggapnya sebagai suatu yang menyatu dalam satu system kemasyarakatan yang sesuai dengan dirinya, kemudian dirinya akan aktif memasuki corak ragam kehidupan masyarakat tersebut, maka tidaklah mengherankan jika anak puber sering menampakan sikap-sikap yang kontropersial dalam suatu masyarakat tertentu.
D. TAHAP PASCA PUBERTAS
Tahap ini, anak sudah memasuki awal masa remaja dan selama tahap ini, cirri-ciri sek sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
Masa puber ini merupakan masa yang sangaunik dengan ditandai dengan berbagai perubahan. Diantaranya:
1.      Pebertas adalah periode yang termasuk masa kanak-kanak akhir dan  masa remaja. Dia bisa diaanggap anak-anak juga masuk kategori remaja, karena telah mengalami perubahan fisik maupun perilakunya.
2.      Fase pubertas kurang lebih berjalan selama empat tahun.
3.      Pada periode ini terjadi perubahan yang cepat baik fisik maupun psikologis.
4.      Pubertas muncul pada usia yang berbeda-beda.
5.      Pada periode ini muncul sikap negative (menentang).
Sedangkan criteria pubertas yang umum digunakan untuk menentukan pubertas adalah sebagai berikut:
1. haid pertama bagi perempuan.
Haid pertama sering digunakan sebagai criteria kematangan pada perempuan. Jika haid terjadi, organ-organ seks dan cirri-ciri seks sekunder semua sudah mulai matang, tetapi belum ada yang matang karena haid cenderung sebagai batas titik tengah masa puber.
2. Mimpi basah pada laki-laki
Selama tidur, penis kadang-kadang menjadi tegang dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancarkan. Ini merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri dari jumlah bibit yang berlebihan.
3. foto Sinar X dari berbagai Bagian tubuh dan Lengan
Hal ini yang paling mungkin dan hasilnya lebih akurat disbanding yang 2 diatas.
4. Analisis Kimia Terhadap Air Seni.
Analisis ini dilakukan pada anak laki-laki dan perempuan untuk mengetahui apah ada atau tidak ada hormone pertumbuhan  (hormone gonadtrotopik).






BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah remaja, merupakan sebuah kata yang mengendang banyak perhatian dalam suatu perkembangan. Kata remaja ada yang menyebut dengan istilah” pubertas”, “adolesensi”, dan ada juga yang mengartikannya dengan istilah “akil balig”. Akan tetapi dari sejumlah istilah yang ada, hanya kata remajalah yang sering digunakan .
Didalam perkembangannya, seorang remaja melewati berbagai perkembangan yang guna untuk mempersiapkan dirinya menjadi manusia yang matang baik dari emosi dan spiritual. Diantara perkembangan tersebut adalah, Perkembangan Fisik, Perkembangan Intelejensi, Perkembangan Emosi, Perkembangan Sosial, Perkembangan Moral, Perkembangan Kepribadian, Perkembangan Kesadaran beragama.
B. SARAN
Masa remaja merupakan masa peralihan/ transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Yang mana didalam masa ini, control emosi anak masih sangat rentan terhadap perilaku-perilaku menyimpang. Sebagaimana  menurut Jamaludin (2001: 174- 175), menyatakan beberapa perilaku menyimpang: terlambat pelajaran, bolos sekolah, berontak terhadap aturan sekolah, berbuat cabul, problem gender, merokok, memusuhi teman, membuat geng, tidak taat pada orang rua, mencuru dan memusuhi guru. Maka setelah kita tahu akan perilaku penyimpangan tadi, saya selaku penulis turut mengajak untuk bersama-sama membina, memperhatikan dan mengawasi anak-anak supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Diantaranya dengan cara, kita memberikan informasi kepada remaja khususnya mengenai bahaya naza,dan hukumannya menurut agama. Kemudian, peningkatan bimbingan agama kepada remaja dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Melakukan kerjasama dengan pemerintah dalam upaya untuk menciptakan iklim kehidupan yang kondusi


DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Munawwar Soleh. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sulaiman, Dadang. 1995. Psikologi Remaja (Dimensi-dimensi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju
Prayitno, Elida. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Bawani, Imam. 1990. Ilmu Jiwa Perkembangan Dalam konteks Pendidikan Islam. Surabaya: Bina Ilmu
L. Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya