halaman

Jumat, 14 Februari 2014

Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem



PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

A.  PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
Pendidikan merupakan sebuah sistem yaitu komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan kapada yang membutuhkan. Sistem pendidikan yang berlaku adalah pendidikan formal, non formal dan informal, untuk itu kita harus mampu menggunakan sistem pendidikan yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya.
A.Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan secara umum adalah membawa anak kearah tingkat ke dewasaan. Suatu pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu antara lain: bakat, minat, kemampuan dan keadaan jasmani. Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti: Pendidik, kurikulum, gedungsekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain. Sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses mengajar tertentu. Di apartemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula “pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur sasaran pendidikan, pesertadidik, pengelola pendidikan, struktur, Kurikulum, dan peralatan atau fasilitas”. Selanjutnya dijelaskan bahwa setiap unsur dalam sistem pendidikan yang berkaitan dan pengaruh mempengaruhi. Kelemahan salah satu unsur etersebut akan mempengaruhi seluruh sistem pendidikan itu. Oleh kaarena itu dalam usaha mengembangkan sistem pendidikan, setiap unsur pokok dalam sistem pendidikan harus mendapatkan perhatian yang uatma.
B.  PENGERTIAN SISTEM
Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi fingsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana disebutkan dalam buku akta mengajar V  Depdikbud, 1984) yang meliputi :
(a) adanya tujuan,
(b) adanya fungsi untuk mencapai tujuan,
(c) ada bagian komponen yang melaksanakan rungsi-fungsi tersebut,
(d) adanya interaksi antara komponen satu saling hubungan,
(e) adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan,
(f) adanya proses transformasi,
(g) adanya proses umpan balik untuk perbaikan dan
(h) adanya daerah batasan dan lingkungan.
Setiap sistem mempunyai tujuan. Tujuan ini merupakan akhir dari apa yang dikehendaki oleh suatu kegiatan. Tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang membutuhkan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang beraktivitas.
Misalnya seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya didalam dirinya diperlukan adanya fungsi koordinasi dan penggerak, fungsi pernafasan, fingsi peredaran darah, fungsi perencanaan makanan, dan lain-lain. Mengapa pendidikan dikatakan asebagai system? Karena di dalam pendidikan terjadi kesatuan unsur-unsur pendidikan (peserta, pendidik, interaksiedukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, lingkungan pendidikan) yang semuanya saling berinter aksi secara fungsional (sesuai dengan fungsinya masing-masing) yang memperoleh masukan menjadi keluaran (pengetahuan, sikap dan ketrampilan).

C.TEORI SISTEM
1.    Karakteristik Sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain.
1.      Tujuan (goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
2.      Komponen (component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
3.      Penghubung (interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
4.      Batasan (boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk didalam sistem dan yang diluar sistem.
5.      Lingkungan (environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem.

2.    Model Sistem
Salah satu model sistem yang sangat umum adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana antara masukan dan hasil terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat ke dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan bahan-bahan.
Hal ini dapat tergambar dari Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional di bawah ini.Terdapat dua jenis masukan dalam bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi operasional. Informasi produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta didik meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi), kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik  tersebut menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Sedangkan informasi operasional berupa sumber daya kependidikan, penghasilan nasional, penghasilan perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita nasional dan segala barang dan peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan pendidikan. Di samping itu, juga termasuk informasi lingkungan meliputi sistem bio-sosial, sistem sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik.
Adapun masukan dalam bentuk energi atau tenaga adalah energi manusia yang meliputi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan baik peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, diperlukan energi bukan manusia berupa listrik, gas, bensin, dan sebagainya yang dapat dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan operasional pendidikan dan administrasi.
Masukan berupa bahan-bahan adalah sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-manusia seperti kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan administrasi, teknologi pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu, termasuk masukan berupa penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang tersedia untuk membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Selanjutnya, proses dalam sistem pendidikan nasional meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
  1. Tujuan pendidikan, yaitu sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses. Tujuan pada akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan tujuan yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai pengarah operasional kegiatan pendidikan.
  2. Organisasi Pendidikan, yaitu keseluruhan tatanan hubungan antar bagian-bagian dan antar unsur-unsur dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional.
  3. Masa Pendidikan, yaitu jangka waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan pendidikan.
  4. Prasarana Pendidikan, yaitu segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses pendidikan dalam sistem pendidikan nasional.
  5. Sarana Pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan.
  6. Isi Pendidikan, yaitu semua hal atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta didik.
  7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu pihak–pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknologi pendidikan, dan sebagainya).
  8. Peserta didik, yaitu semua anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses pendidikan.
Kemudian, hasil dari proses pendidikan dapat digambarkan sebagai sejumlah orang-orang terdidik dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara optimal dapat dicapai oleh setiap orang. Pada akhirnya setiap individu mampi terus belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor secara maksimal, menjadi anggota masyarakat yang baik dalam berperan sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara, dan menjadi hamba Tuhan yang beriman dan bertaqwa.
D.  ANALISIS PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Agar terlaksana masing - masing fungsi yang menunjang usaha pencapaian  tujuan, di dalam suatu sistem diperlukan bagian - bagian yang akan melaksanakan fungsi tersebut. Bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk  menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem itu terdiri atas komponen - komponen dan masing - masing komponen itu mempunyai fungsi khusus.
Komponen adalah bagian dari system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Karena pendidikan di katakan sebagai system maka komponen-komponen  pendidikan itu meliputi :

1.    PESERTA DIDIK
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik :
1.    Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
2.    Individu yang sedang berkembang.
3.    Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
4.      Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

2. PENDIDIK (ORANG YANG MEMBIMBING)
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat.
Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, danmasyarakat.

3. MATERI PENDIDIKAN
Materi pendidikan merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan pentinga dalam membantu siswa mencapai standart kompetensi dan kompetensi dasar yang berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang dipelajari siswa.

4. ALAT DAN METODE
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.

5. LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Lingkungan pendidkan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi disekeliling proses pendidikan itu berlangsung (manusia dan lingkungan fisik ) yang berperan dan memberikan konstribusi terhadap proses peningkatan kualitas pendidikan dan atau kualitas lulusan pendidikan. Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

B. PENGERTIAN SYSTEM PENDIDIKAN

Keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

SISTEM PENDIDIKAN DI BERBAGAI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

1.    SEKOLAH DASAR (SD)
Sistem pendidikan disekolah dasar adalah suatu keseluruhan antara komponen-komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pendidikan dasar.
Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak-anak yang telah berusia 7 tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut menpunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya.
Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kulitas diri anak didik.

2.    SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(SMP)
Pendidikan SMP merupakan pendidikan menengah yang berlangsung selama 3 tahun dan bersifat umum. Yang membedakan antara pendidikan SD dan SMP adalah bahwa setiap mata pelajaran lebih diperdalam.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh Guru Mata Pelajaran. Dan setiap kelas mempunyai Guru Kelas yang membimbing dan mengawasi perkembangan kepribadian murid. Pendidikan budi pekerti dilakukan dalam pelajaran setiap mata pelajaran.
Pendidikan SMP mulai mengembangkan independensi anak sehingga pembelajaran bukan semata-mata bersifat uraian Guru kepada murid tetapi sebaliknya murid yang lebih aktif mencari ilmu dengan guru sebagai pembimbing.
Dalam pembelajaran dengan murid yang lebih indenpenden perlu diusahakan agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan kemampuannya.

3.    SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Sekola Memengah Atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal diIndonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (sederajat) yang ditempuh dalam waktu tiga tahun. Lulusan SMA dapat melanjutkan keperguruan tinggi atau langsung bekerja.
Di SMA banyak sekali hal baru yang kita dapatkan. Berbagai hal baru itu ditunjang oleh kemampuan kita yang mulai berfikir dan merasakan. Proses pendewasaan dominan terjadi diSMA.
            Pendidikan selayaknya mampu memprogramkan siswa atau peserta didik menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini, kemajuan bangsa juga dipengaruhi oleh pendidikan. Siswa SMA diprogram menjadi robot pengejar nilai, bukan skill. Kecendrungan siswa untuk mendalami satu bidang tertentu harus dibatasi oleh bidang lain yang harus dilewati dan harus lulus. Yang jelas, fase SMA merupakan penentu masa depan seseorang. Seorang murid akan menentukan kemana ia akan pergi setelah lulus. Dan pola fikir memegang peran penuh dalam penentuan langkah mereka.

4.    PERGURUAN TINGGI                                                                                                        
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut Mahasiswa/i, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut Dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi dua
1.      Perguruan Tinggi Negeri
  1. Perguruan Tinggi Swasta
Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan Diploma (D1, D2, D3, D4), Sarjana (S1), Magister (S2), Doktor (S3), dan Spesialis.





KESIMPULAN
PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
Pendidikan merupakan sebuah sistem yaitu komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan kapada yang membutuhkan. Sistem pendidikan yang berlaku adalah pendidikan formal, non formal dan informal, untuk itu kita harus mampu menggunakan sistem pendidikan yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya.
PENGERTIAN SISTEM
Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi fingsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana disebutkan dalam buku akta mengajar V  Depdikbud, 1984) yang meliputi :
(a) adanya tujuan,
(b) adanya fungsi untuk mencapai tujuan,
(c) ada bagian komponen yang melaksanakan rungsi-fungsi tersebut,
(d) adanya interaksi antara komponen satu saling hubungan,
(e) adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan,
(f) adanya proses transformasi,
(g) adanya proses umpan balik untuk perbaikan dan
(h) adanya daerah batasan dan lingkungan.

TEORI SISTEM
Karakteristik Sistem
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain.
6.      Tujuan (goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya satu atau mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
7.      Komponen (component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
8.      Penghubung (interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
9.      Batasan (boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk didalam sistem dan yang diluar sistem.
10.    Lingkungan (environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem.
Model Sistem
     Salah satu model sistem yang sangat umum adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana antara masukan dan hasil terdapat sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan sebuah sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat ke dalam sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan bahan-bahan.

ANALISIS PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
     Agar terlaksana masing - masing fungsi yang menunjang usaha pencapaian  tujuan, di dalam suatu sistem diperlukan bagian - bagian yang akan melaksanakan fungsi tersebut. Bagian suatu sistem yang melaksanakan fungsi untuk  menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem itu terdiri atas komponen - komponen dan masing - masing komponen itu mempunyai fungsi khusus.
Komponen adalah bagian dari system yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan.












DAFTAR PUSTAKA
1)        Taqiyudin M., M.Pd. Sejarah Pendidikan, Melacak GeneologiPendidikan Islam di Indonesia.Bandung , Mulia Pers 2008 hal  47.
2)        Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga , Jakarta, Balai Pustaka,  2003. hal. 423.
3)        Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Untuk IAIN, STAIN, PTAIS. Bandung, CV. Pustaka Setia, 2005. Hal. 12.
4)        H. Endang Saifudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, Pendahuluan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Surabaya, PT Bina Ilmu Offset. 1987. hal 47-49.
5)        Ralp Ross and Ernest Van Den Haag, The Fabric of Society, New York, 1957 hal. 195
6)        Mohammad Hatta, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta, Hal 12
7)        Prof. Drs. Harsojo, Apakah Ilmu Itu dan Ilmu Gabungan Tentang Tingkah Laku Manusia, stensilan, Bandung, 1972. Hal 1
8)        Ibid (lihat Footnote No. 4) hal. 49-50.
9)        Ibid (Lihat Footnote No. 2). hal.263.
10)    DR. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Sebuah Pengantar.Bandung, PT Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 9.
11)    M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis.. Bandung, PT Remaja Rosda Karya,  2002. hal. 3
12)    Ibid (lihat fotnote no. 1) hal 43-45
13)    Ibid (lihat fotnote no. 1) hal 43-45
14)   Wasti Sumanto & Hendyat Soetopo, Sosiologi Pendidikan, Jakarta 1982. hal 11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar