KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang mana atas rahmat
dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Solawat serta salamnya,
semoga senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam makalah “Misteri Kehidupan Masa Remaja” ini, penulis bermaksud
menjelaskan secara detail akan “Kehidupan Masa Remaja”. Adapun tujuan
selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu syarat tugas individu mata kuliah
Psikologi Perkembangan.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekhilafan. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah berikutnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang sangat
menentukan. Karana pada masa ini anak-anak banyak mengalami perubahan pada
fisik dan fsikisnya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan keningungan
dikalangan remaja sehingga oleh orang barat disebut sebagai periode sturum und drang. Sebabnya karena mereka
mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari
aturan dan norma-norma agama dan susial yang berlaku dimasyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan remaja?
2. Apa sajakah perkembangan uyang terjadi
pada masa pra pubertas?
3. Apa yang dimaksud dengan pubertas?
4. Kondisi apa sajakah yang menyebabkan
pubertas?
5. Cirri-ciri apa sajakah yang ada pada
masa pubertas?
C. Tujuan
Memberikan informasi serta
pengetahuan mengenai
1. Makna masa remaja.
2. Masa pra pubertas (peural).
3. Masa pubertas.
4. Masa pasca pubertas.
D. Metode Pengumpulan
Data
Metode yang digunakan penulis dalam
penyusunan makalah ini, sangat sederhana. Penulis mengumpulkan informasi dari
beberapa buku, media internet dalam mengumpilkan data.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. MAKNA MASA REMAJA
1.
Pengertian Remaja
Orang barat menyebut remaja dengan
istilah “ puber” , sedangkan orang Amerika menyebutnya “adolesensi”. Keduanya
merupaka transisi dari masa anak- anak menuju masa dewasa. Sedangkan dinegara
kita ada yang menggunakan intilah “ akil balig” , “puberitas” akan tetapi yang
paling banyak menyebutnya adalah dengan istilah “remaja”.
Di Indonesia, istilah pubertas maupun
adolesensi dipakai dalam arti yang umum, sesuai dalam keahlian bidang
masing-masing.
Bila ditinjau dari segi perkembangan
biologis, yang dimaksud remaja ialah mereka ialah yang berusia sekitar 12 tahun
sampai dengan 21 tahun. Usia 12 tahun merupaka awal pubertas bagi seorang
gadis. Yang dissebut remaja jika sudah mengalami menstruasi yang pertama.
Sedangkan usia 13 tahun merupakan pubertas bagi seorang laki-laki ketika ia
mengalami mimpi yang pertama, yang tanpa disadarinya mengeluarkan sperma.
Bila ditinjau dari segi teoritis, masa
remaja terdiri dari masa remaja puber dan remaja adolesen. Remaja puber masih
dibagi-bagi lagi kedalam awal pubertas, pubertas, dan akhir pubertas. Sedangkan
remaja adolesen terdiri dari awal adolesen, adolesensi, dan akhir adolesen.
Kemudian ada masa peralihan masa anak sekolah sebelum ia memasuki masa puber
yang disebut masa peural. Sebenarnya antara masa yang satu dengan masa yang tak
tampak batas-batasnya. Peraliha dari masa kemasa berikutnya berangsur-angsur
dengan tidak terasa, hanya sekali-sekali terjadi perubahan yang mendadak.
Garis pemisah antara awal masa remaja
dan akhir masa reamjaterletak kira-kira sekitar siusia 17 tahun. Yang mana usia
ini merupakan rata-rata dari dari setiap remaja memasuki sekolah menengah
tingkat atas.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa
pada umumnya permulaan masa remaja ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang
mendahului kematangan seksual, perkembangan fisik remaja dimana mereka mulai
melepaskan diri dari ikatan orang tuanya. Kemudian terjadi perubahan
kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dengan
masyarakat.
B.
TAHAP PRA PUBERTAS (PEURAL)
Dalam psikologi, kata peur artinya anak
besar. Masa peural merupakan bagian akhir darimasa anak sekolah. Puer adalah
anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak-anak,
Masa ini merupakan masa peralihan dari
masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (puer=
anak besar) sudah ingin berlaku sebagai seorang yang dewasa tetapi dirinya
belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Pra puber adalah saat-saat terjadinya
kemasakan seksual yang sesungguhya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan
fisiologik yang berhubungan dengan kemasakan kelenjar endoktrin. Kelenjar
endoktrin adalah kelenjar yang bermuara langsung didalam saluran darah. Dengan
melaluipertukaran zat yang ada diantara jaringan-jaringa kelenjar dengan
pembuluh rambut dialam kelenjar tadi.zat-zat yang dileluarkan dari kelenjar
tadi disebut hormone. Selajnjutnya hormone tadi memberikan stimulasi pada tubuh
anak, sedemikia rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-rangsangan
tertentu. Rangsangan hormonal ini memberikan ketidak nyamanan pada anak, suatu
rasa yang belum pernah sebelumnya terasakan. Jika dilihat lebih mendalam lagi,
terdapat macam-macam perkembangan yang dialami seorang anak pada masa ini.
1.
perkembangan Fisik
Remaja dikenal sebagai periode yang
duduk pada tahap perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai
kematangannya. Perubahan-perubahan itulah yang merupakan bentuk dari gejala
primer dalal pertumbuhan remaja.
Diantara perubahan –perubahan fisik itu
yang paling besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan
tubuh, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai haid pada wanita
dan mimpi basah pada pria, serta pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder.
Muss dan Sarlito Wirawan Sarwono (2002:
52) membuat urutan-urutan perubahan fisik tersebut sebagai berikut:
Pada anak wanita:
a.
pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh
b.
pertumbuhan payudara
c.
tumbuh bulu berwarna gelap dikemaluan
d.
mencapai pertumbuhan badan yang maklsimal setiap tahunnya.
e.
bulu kemaluan menjadi keriting
f. haid
g.
tumbuh bulu-bulu ketiak.
Pada anak pria:
a.
pertumbuhan tulang-tulang anggota tubuh
b.
testis membesar.
c.Tumbuh
bulu-bulu kemaluan.
d.
awal perubaha suara.
e.
ejakulasi (keluar mani)
f.
bulu kemaluan menjadi kriting.
g.
pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap tahunnya.
h.
tumbuh rambut-rambut halus diwajah.
i.
tumbuh bulu ketiak.
j.
akhir perubahan suara.
k.
rambut-rambut diwajah bertambah tebal
dan gelap.
l.
tumbuh bulu di dada.
Perubahan fisik tersebut menyebabkan
kecanggungan bagi remaja, karena ia harus menyesuaikan diri pada peruubahan-
perubahan yang terjadi pada dirinya. Proses penyesuaian terhadap
perubahan-perubahan fisik ini, dipersulit dengan kenyataan bahwa mereka tidak
dapat meramalkan apakah akan marang lebih cepat atau lambat. Karena ada
diantara mereka yang sudah matang diusia 12 tahun, namunn ada pula yang
matang baru pada usia 14, 15 atau bahkan
16 tahun.
2.
Perkembangan Intelejensi
David Wechsler dalam Sarlito (2002: 77),
mendefinisikan intelejensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk
berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif. Jadi intelejensi mengandung unsure rasio atau pikiran. Makin
banyak rasio yang harus digunakan dalam suatu tinbdakan/ tingkah laku maka
makin beintelejensi tindakan tersebut.
Dengan demikian pada anak balita
tingkatan rasionya yang rendah tentunya tingkah lakunya juga sesuai dengan
kadar kemampuan rasoinya. Semakin dia berkembang menuju masa anak sekolah
sampai perguruan tinggi maka tingkat intelejensinya akan menuju pada tingkat
yang lebih kompleks.
Ukuran intelejensi dinyatakan dalam IQ
(intelegence Quotien). Pada orang dewasa IQ dihitung dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan yang terdiri dari berbagai soal (hitungan, kata- kata,
gambar, dan lain-lain) dan menghitung berapa banyak pertanyaan yang dijawab
dengan benar dan membandingkannya dengan sebuah daftar yang didapatkan
berdasarkan penalitian yang terpercaya. Maka didapatlah nilai IQ orang yang
bersangkutan.
Perkembangan intelejensi remaja ditinjau
dari sudut perkembangan kognitif Jean Piaget, taelah mencapai tahap operasi formal. Pada tahap ini reamaja
sudah dapat berfikir logis, berfikir dengan pemikiran teoritis formal
berdasarkan proposisi- proposisi dan hipotesis, serta dapat mengambil kesimpulan
lepas dari apa yang diamati saat itu.
Sifat pokok pada tahap ini, adalh
pemikiran deduktif hipotesis, induktif saintifik, dan abstraktif reflektif.
Perkembangan pemikiran pada tahap ini sudah sama dengan pemikiran orang dewasa
secara kualitatif akan tetapi berbeda secara kuantitatif yakni banyaknya skema
pada orang dewasa.
3.
Perkembangan Emosi
Memahami remaja kita harus tahu apa yang
mereka rasakan selain mengetahui apa yang mereka pikirkan. Selama masa remaja,
seperti halnya sepanjang kehidupan kita, kondisi-kondisi yang membangkitkan
emosi sangat berbeda- beda. Sehingga pengalama emosional remaja biasanya
mengandung:
a.
perasaan, misanlnya rasa cinta, sedih, khawatir.
b.
impulse atau dorongan, misalnya dorongan untuk melakukan sesuatu.
c.
persepsi atau pengamatan tentang apa yang membangkitkan emosi.
Masa remaja merupakan puncak
emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pada usia remaja awal,
perkembangan emosinya menunjukan sifa yang sensitive dan rektif yang sangat
kuat terhadap berbagai situasi dan social. Emosinya bersifat negative, dan
temperamental (mudah tersinggung/ marah, atau mudah sedih/ murung). Sedangkan
pada remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.
Untuk mencapai kematangan emosi, remaja
harus memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reksi
emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakn masalah pribadinya dengan
orang lain. Hal ini dipengaruhi dengan pola hubungan social antara remaja
dengan lingkungan sosialnya tersebut, dimana dia merasa aman dan cenderung pada
orang yang padanyadia ingin mengutarakan permasalahannya.
Dari sudut pandang cultural, seorang
remaja dikatakan matang secara emosional apabila ia telah dapat menyesuaikan
diri dengan kematangan stereotype yang lazim didalam kebudayaan dimana ia
hidup.
4. perkembangan Sosial
Salah satu tugas perkembangan masa
remajayang tersulit adalah tyang berhubungan dengan penyesuaian social (social
adjustmen). Penyesuaian ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mereaksi
secara tepat terhadap realita social, situasi, dan relasi.
Perkembangan kearah remaja diiringi
dengan bertambahnya minat-minat terhadap “ personal appearance” (penampilan
diri), peer group, serta kegiatan kelompok social lainnya yang
anggota-anggotanya terdiri atas jenis kelamin yang sama maupun yang berlainan.
Dalam perkembangan social, kontak dengan oran lain adalah sangat penting. Untuk
ini terdapat hal-hal yang sangat esensial seperti bahasa,
symbol-simbol,larangan, atau norma- norma social lainnya. Untuk mencapai tujuan
dari polasosialisasi dewasa, remaja harus dapat membuat banyak penyesuaian
baru. Yang terpenting adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh
kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku social, pengelompokan social
yang barunilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin. Pada masa inin berkembang social cognition, yaitu kemempian
untukmemehami orang lain. Kemudian
berkembang pula sikap conformity, yaitu
kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan,
kegemaran atau keinginan orang lain.
Kita memaklumi bersama, bahwa sesuatu
yang dianggap benar atau wajar dalm suatu lingkungan masyarakat tertentu, belum
tentu demikian dalam lingkungan yang lain. Oleh karena itu, meereka harus
belajar mengenai peranan masing-masing menurut usia dan tarap kematangannya.
5.
perkembangan Moral
Perlu diketahui bahwa salah satu tugas
perkembangan penting yang harus dikuasai remaja, adalah mempelajari apa yang
diharuskan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya
agar sesuai dengan harapan social tanpa harus diawasi. Pada periode ini, remaja
harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjsadi tanggung
jawagb orang tua dan guru.
Kohlberg dalam likona (1976: 32- 33),
membagi perkembangan moral dalam 3 tahap yang masing- masing dibagi dalam 2
tingkata. Sebagai berikut:
1.
Tahap
I (tingkat 1 dan 2), tahap prakonpensional.
2. Tahap II (tingkat 3 dan 4), tahap konpensional.
3. Tahap III (tingkat 5 dan 6), tahap pasca konpensional.
Telaah-telaah mengenai perkembangan
moral telah mengemukakan bahwa cara yang paling efektif bagi semua oang untuk
mengawasi perilakunya sendiri adalah melalui pengembangan suaa hati, yaitu
kekuatan batiniah yang tidak memerlukan pengendalian lahiriah. Dalam diri
seseorang yang mempunyai moral yangmatang, selalu ada rasa bersalah dan malu.
Hannya sedikit remaja yang mampumencapaitahap perkembanga moral yang demikian.
6.
perkembangan Kepribadian
Masa remaja merupakan saat berkembangnya
jati diri (identity). Perkembangan
identitas ini dipengaruhi oleh berbagai factor: iklim keluarga, tokoh idola,
peluang pengembangan diri. Apabila remaja dapat memperoleh pengalaman yang baik
tentang aspek-aspek pokok identitas dirinya,
seperti fisik, kemampuan intelektual, emosi, sikap, dan nilai-nilai,
maka dia akan siap untukberfungsi dalam pergaulannya yang sehat baik dengan
yeman sebayanya, keluarga, mau[un masyarakat dewasa tanpa dibebani kecemasan
dan frustasi.
Keberhasilan remaja dalam usaha untuk
memperbaiki kepribadiannya tergantung pada banyak faktor. Yang pertama, ia harus menentukan ideal-ideal yang realistic dan
dapat dicapai oleh mreka. Kedua,
remaja harus membuat penilaian yang relistik mengenai kekuatan dan
kelemahannya. Ketiga, mereka harus
memiliki konsep yang stabil. Keempat, mereka harus cukup puas dengan apa yang
mereka capai dan bersedian memperbaiki prestasi-prestasi dibidang yang mereka
anggap kurang.
7.
perkembangan Kesadaran beragama
Menurut wagnet, bahwa banyak reamaja
menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosional dan
intelektual. Para pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian
intelektual dan tidak ingn menerima begitu saja. Merekameragukan agama bukan
karena ingin menjadi agnostic atau atheis, melainka mereka ingin menerima agama
sebagai suatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan
bebas menentukan keputusan mereeka sendiri.
Pertumbuhan
pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan.
Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak dalam ajaran agama, baru
dapat diterimaoleh anak-anak apabilapertumbuhan kecerdasannya telah
memungkinkan untuk itu.pengembangan pengertian ini, juga mempengaruhi pandangan
dan kepercayaannya kepada tuhan. Jika mereka yakin bahwa tuhan maha kuasa, maha
mengatur dan mengendalikan alam ini, maka segala apapun yang terjadi
dilimpahkan tanggung jawabnya kepada tuhan. Jika mereka melihat kekecauan ,
kerusuhan, ketidak adilan, dan sebagainya dalam masyarakat , mereka merasa
kecewa kepada tuhan. Bahkan jka perasaan tersebut bertmpuk pada gilirannya
remaja akan mengingkari tuhan. Dan jika remaja yang telah percaya kepada tuhan
itu melihat keindahan alam dan keharmonisan segala sesuatu, akan bertumbuhlah
kekaguman pada tuhan. Agama remaja adalah hasil interaksi antara dia dan
lingkungannya. Sedangkan gambarannya tentang tuhan dan sifat-sifatnya
dipengaruhioleh kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri.
C. TAHAP PUBERTAS
1.
Pengertian Pubertas
Kata pubertas berasal dari kata latin
yang berarti “usia kedewasaan .”kata ini lebih menunjuk pada perubahan fisik
daripada perubahan perilaku yang terhadi pada saat indifidu secara seksual menjadi matang dan mampu
memberikan turunan. Akan tetapi disana juga terdapat perubahan-perubahan
perilaku yang terlihat semakin spesifik antara laki-laki dan perempuan.
Menurut sarlito wirawan sarwono (2002:
7), bahwa masa puber merupakan masa pematangan fisik yang berjalan lebih kurang
2 tahun dan biasannya dihitung mulai haid yang pertama pada wanita atau sejak
seorang laki-laki mengalami mimpi basah yang pertama. Masa yang 2 tahun itulah
disebut sebagai pubertas.
2.
kondisi Yang Menyebabkan Pubertas
a)
Peran Kelenjar Pituitary. Kelenjar pituitary, mengeluarkan dua hormon yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam
menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonad
untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber, secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon
gonadotrofik,
dan peningkatan kepekaan juga semakin
bertambah,.
dalam keadaan demikian, perubahan-perubahan pada masa puber mulai
terjadi.
b)
Peran Gonad. Dengan pertumbuhan dan
perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks primer :
bertambah besar dan fungsinya menjadi matang. Dan ciri-ciri seks sekunder, seperti
rambut kemaluan mulai berkembang.
c)
Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad . Hormon yang dikeluarkan oleh gonad,
yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara
berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan , sehingga menghentikan proses
pertumbuhan. Interaksi antara hormon gonadotrofik dan
gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat
laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati
climacteric.
3. Ciri-ciri Pubertas
Masa puber merupakan masa yang unik
dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang
tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Cirri-ciri pubertas antaralain:
1. Pebertas
adalah periode yang termasuk masa kanak-kanak akhir dan masa remaja. Dia bisa diaanggap anak-anak
juga masuk kategori remaja, karena telah mengalami perubahan fisik maupun perilakunya.
2. Fase
pubertas kurang lebih berjalan selama empat tahun.
3. Pada
periode ini terjadi perubahan yang cepat baik fisik maupun psikologis.
4. Pubertas
muncul pada usia yang berbeda-beda.
5. Pada
periode ini muncul sikap negative (menentang).
Sedangkan menurut E. Spanger
menyebutkan ada 3 ciri dari pubertas. Yakni:
1. Penemuan aku
Pada kegiatan anak dalam menemukan
aku-nya itu anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya. Tetapi iapun
mengetahui betapa pentingnya ia untuk ikut dalam kegiatan kemasyarakatan.
Walaupun merasa belum sempurna, ia bertingkah laku dalam masyarakat. Ia masih
penuh dengan kecanggungan serta tidak seimbang. Oleh karena itu anak sedikit
menjadi tertutup (Introvent), dan lebih sengan mengungkap pengalamannya itu
pada buku harian.
2. pertumbuhan Pedoman Kehidupan
Pada kegiatan pencarian pedoman
hidup, anak puber sudah mulai aktif dalam meneima akan norma-norma susiala
(ethis) juga norma agama (estetika). Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih
terbataspada kondisi dirinya.
3. Memasukan diri pada kegiatan
kemasyarakatan
Pada kegiatan ini, anak puber milai
mengenal segala macam corak kehidupan masyarakat tetapi anak belum sempurna
pengetahuannya untuk membedakan atau menseleksinya.semua dianggapnya sebagai
suatu yang menyatu dalam satu system kemasyarakatan yang sesuai dengan dirinya,
kemudian dirinya akan aktif memasuki corak ragam kehidupan masyarakat tersebut,
maka tidaklah mengherankan jika anak puber sering menampakan sikap-sikap yang
kontropersial dalam suatu masyarakat tertentu.
D. TAHAP
PASCA PUBERTAS
Tahap ini, anak sudah memasuki awal
masa remaja dan selama tahap ini, cirri-ciri sek sekunder telah berkembang baik
dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
Masa puber ini merupakan masa yang
sangaunik dengan ditandai dengan berbagai perubahan. Diantaranya:
1. Pebertas
adalah periode yang termasuk masa kanak-kanak akhir dan masa remaja. Dia bisa diaanggap anak-anak
juga masuk kategori remaja, karena telah mengalami perubahan fisik maupun
perilakunya.
2. Fase
pubertas kurang lebih berjalan selama empat tahun.
3. Pada
periode ini terjadi perubahan yang cepat baik fisik maupun psikologis.
4. Pubertas
muncul pada usia yang berbeda-beda.
5. Pada
periode ini muncul sikap negative (menentang).
Sedangkan criteria pubertas yang
umum digunakan untuk menentukan pubertas adalah sebagai berikut:
1. haid pertama bagi perempuan.
Haid pertama sering digunakan
sebagai criteria kematangan pada perempuan. Jika haid terjadi, organ-organ seks
dan cirri-ciri seks sekunder semua sudah mulai matang, tetapi belum ada yang
matang karena haid cenderung sebagai batas titik tengah masa puber.
2. Mimpi basah pada laki-laki
Selama tidur, penis kadang-kadang
menjadi tegang dan bibit atau cairan yang mengandung sperma dipancarkan. Ini
merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk membebaskan diri
dari jumlah bibit yang berlebihan.
3. foto Sinar X dari berbagai Bagian
tubuh dan Lengan
Hal ini yang paling mungkin dan
hasilnya lebih akurat disbanding yang 2 diatas.
4. Analisis Kimia Terhadap Air Seni.
Analisis ini dilakukan pada anak
laki-laki dan perempuan untuk mengetahui apah ada atau tidak ada hormone
pertumbuhan (hormone gonadtrotopik).
BAB 3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Istilah remaja, merupakan sebuah
kata yang mengendang banyak perhatian dalam suatu perkembangan. Kata remaja ada
yang menyebut dengan istilah” pubertas”, “adolesensi”, dan ada juga yang
mengartikannya dengan istilah “akil balig”. Akan tetapi dari sejumlah istilah
yang ada, hanya kata remajalah yang sering digunakan .
Didalam
perkembangannya, seorang remaja melewati berbagai perkembangan yang guna untuk
mempersiapkan dirinya menjadi manusia yang matang baik dari emosi dan
spiritual. Diantara perkembangan tersebut adalah, Perkembangan
Fisik, Perkembangan Intelejensi, Perkembangan Emosi, Perkembangan Sosial,
Perkembangan Moral, Perkembangan Kepribadian, Perkembangan Kesadaran beragama.
B. SARAN
Masa remaja merupakan masa peralihan/
transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Yang mana didalam masa ini,
control emosi anak masih sangat rentan terhadap perilaku-perilaku menyimpang.
Sebagaimana menurut Jamaludin (2001:
174- 175), menyatakan beberapa perilaku menyimpang: terlambat pelajaran, bolos
sekolah, berontak terhadap aturan sekolah, berbuat cabul, problem gender,
merokok, memusuhi teman, membuat geng, tidak taat pada orang rua, mencuru dan
memusuhi guru. Maka setelah kita tahu akan perilaku penyimpangan tadi, saya
selaku penulis turut mengajak untuk bersama-sama membina, memperhatikan dan
mengawasi anak-anak supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Diantaranya dengan cara, kita memberikan informasi kepada remaja khususnya
mengenai bahaya naza,dan hukumannya menurut agama. Kemudian, peningkatan
bimbingan agama kepada remaja dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Melakukan kerjasama dengan pemerintah dalam upaya untuk menciptakan iklim
kehidupan yang kondusi
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu dan Munawwar Soleh. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sulaiman,
Dadang. 1995. Psikologi Remaja (Dimensi-dimensi Perkembangan). Bandung: Mandar
Maju
Prayitno,
Elida. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
Bawani,
Imam. 1990. Ilmu Jiwa Perkembangan Dalam konteks Pendidikan Islam. Surabaya:
Bina Ilmu
L.
Zulkifli. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya